Tipologi Kepribadian
yang tahan uji dan lama sekali mempengaruhi para ahli dalam bidang tipologi
adalah tipologi yang dimulai oleh Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh
Galenus.Tipologi kepribadian merupakan cara awal menentukan kepribadian dengan
mengklasifikasikannya menurut tipologi - tipologi kepribadian awal. Walaupun
sekarang, pengklasifikasian ini,tidak dapat dibuktikan secara ilmih, tetapi
sangat besar pengaruhnya dalam menuntun perkembangan psikologi
dikemudian hari.
Bahkan banyak istilah-istilah pada masa itu masih dipakai hingga sekarang.
Tipologi Hippocrates –
Gelenus
Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles, yang
menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun atas empat unsur
pokok, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang masing-masing mendukung sifat
tertentu, yaitu tanah mendukung sifat kering, air mendukung sifat basah, udara
mendukung sifat dingin dan api mendukung sifat panas, maka Hippocrates (460 –
370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat
tersebut yang didukung oleh cairan-cairan yang ada di dalam tubuh, yaitu:
- Sifat kering didukung oleh Chole mewakili unsur tanah (Chloric). Cirinya: hidup, semangat besar, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis.
- Sifat basah didukung oleh Melanchole mewakili unsur air (Melancholis). Cirinya: Mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis.
- Sifat dingin didukung oleh Phlegma mewakili unsur udara (Phlegmatis). Cirinya: Tak suka terburu-buru, tenang, kalam, tak mudah dipengaruhi, setia.
- Sifat panas didukung oleh Sanguis mewakili unsur api (Sanguinis). Cirinya: Hidup, mudah berganti haluan, ramah.
Hippocrates Galenus
berpendapat, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan pokok,
yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Sifat kejiwaan tertentu yang
khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu oleh
Gelenus disebut temperamental.
Ajaran Hippocrate yang
kemudian disempurnakan oleh Galenus itu tahan uji sampai berabad-abad;
pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang
berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih terasa.
Lama-kelamaan latar
belakang kefilsafatannya, yaitu adanya kesatuan dalam seluruh kosmos,
ditinggalkan, dan sebagaiakibatnya terdapat adanya dua garis perkembangannya:
yaitu:
1 . Yang menekankan
pentingnya kejasmaniaan, yaitu teori-teori konstitusional
2 . Yang menekankan
pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori temperamen
Tipologi Mazhab Italia
Berdasarkan atas data-data yang di peroleh oleh
DeGiovani, serta hukum deformasi yang dirumuskan oleh DeGiovani,Viola dalam
penyelidikan-penyelidikannya menemukan, bahwa ada tiga macam tipe manusia
berdasarkan atas keadaan tubuhnya, yaitu:
- Microsplanchnis: ukuran-ukuran menegak relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung.
- Macrosplanchnis: ukuran-ukuran mendatarnya relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan pendek gemuk.
- Normosplanchnis: ukuran-ukuran menegak dan mendatar seimbang, sehingga orang kelihatan seimbang. Bermacam-macam bentuk tubuh yang demikian itu beralas pada keturunan.
Tipologi Mazhab Perancis
Mazhab Perancis yang
dipimpin oleh Sigaud berpendapat, bahwa keadaan serta bentuk tubuh manusia
serta kelainan-kelainannya itu pada pokoknya ditentukan oleh sekitar atau
lingkungan. Yaitu:
- Ada lingkungan yang berwujud udara yang menjadi sumber reaksi respiratoris.
- Ada sekitar yang berwujud makan-makanan yang menjadi sumber reaksi-reaksi digestif.
- Ada lingkungan yang berwujud keadaan-keadaan alam yang menjadi sumber reaksi-reaksi muskuler.
- Ada lingkungan yang berwujud keadaan sosisl yang menimbulkan reaksi-reaksi cerebral.
Tipologi Kretschmer
a . Tipe-tipe
manusia menurut keadaan jasmaninya
Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar
bentuk tubuhnya menjadi empat:
1. Tipe piknis:
Sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- Badan agak pendek,
- Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar
- Leher pendek dan kuat
- Lengan dan kaki lemah
- Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit melengkung
- Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
- Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun
2. Tipe
Leptosom
Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran
menegaknya lebih dari keadaan biasa, sehingga orangnya kelihatan tinggi
jangkung, sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- badan langsing/kurus, jangkung
- perut kecil, bahu sempit
- lengan dan kaki lurus
- tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
- buka bulat telur
- berat relatif kurang
3. Tipe Atletis
Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran
tubuh yang menegak dan mendatar dalam perbandingan yang seimbang, sehingga
tubuh kelihatan selaras; tipe mini dapat dipandang sebagai sintesis dari tipe
piknis dan tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- tulang-tulang serta otot dan kulit kuat
- badan kokoh dan tegap
- tinggi cukupan
- bahu lebar dan kuat
- perut kuat
- panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil
- tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
- muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom
4. Tipe Displatis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe
yang telah dikemukakan itu, tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara
ketiga tipe itu, karena tidak memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe
tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-olah bertentangan satu sama lain
ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap tipe displastis ini menyimpang
dari kosntitusi normal.
b . Tipe-Tipe
Manusia Menurut Temperamennya
1. Tipe
schizothyme. Orang yang bertemperament schizothym,
sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan para penderita schizoprenia, hanya
sangat tidak jelas, ada kecenderungan ke arah autisme: menutup diri sendiri,
hidup dengan dirinya sendiri
2. Tipe cyklothym. Orang yang
bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuain dengan para penderita
manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini juga mudah untuk ikut
merasakan suka dan duka orang lain
c. Hubungan Antara
Keadaan Jasmani Dan Temperament
- orang yang konstitusi piknis kebanyakan bertemperament cyklothym, atau orang-orang yang bertemperament cyklothym kebanyakan berkonstiusi piknis.
- orang-orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis kebanyakan bertemperament schizothyum, atau orang-orang yang bertemperament schizothym kebanyakan berkonstitusi leptosom, atau atletis atau displastis.
Tipologi Sheldon
Sheldon menggambarkan kepribadian manusia itu
sebagai terdiri dari komponen-komponen.
Komponeen-komponen
kejasmanian primer, yang terdiri dari:
- Endomorphy. Orang yang komponen endomorphynya tinggi sedang kedua komponen lainnya rendah ditandai oleh: lembut, gemuk, berat badan relatif kurang
- Mesomorphy. Orang yang bertipe mesomorphy komponen mesomorphnya tinggi sedang komponene yang lain lagi rendah; otot-otot dominant, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga dominan, orang bertipe ini tampak: kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
- Ectomorphy. Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe ini organ-organ mereka berasal dari ectoderm yang terutama berkembang yaitu; kulit, sistem syaraf, dengan ciri-cir1: jangkung, dada pipih, lemah, otot-otot hampir tidak nampak berkembang.
Komponen kejasmanian
sekunder, yang terdiri dari
- Dysplasia. Dengan meminjam istilah dari Kretchmer istilah itu dipakai oleh Sheldon untuk menunjukan setiap ketidak tepatan dan ketidak-lengkapan campuran ketiga komponen primer itu pada berbagai daerah dari pada tubuh.
- Gynandromorphy. Gynandromorphy itu menunjukan sejauhmana jasmani memiliki sifat-sifat yang biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya. Komponen ini oleh Sheldon dinyatakan dengan huruf “g” jadi orang laki-laki yang memiliki komponen “g” tinggi akan memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan sifat-sifat wanita yang lain. Seseorang yang memiliki komponen “g” ini maksimal adalah banci.
- Texture. Ialah komponen yang menunjukan bagaimana orang itu nampaknya keluar
Komponen-Komponen
Temperament
Komponen-komponen temperament ini terdiri pula
atas tiga komponen yaitu:
a. Tipe viscerotonis
Sifat-sifat orang yang
bertipe viscerotonis itu ialah:
- Sikap tidak tegang (relaxed)
- suka akan hiburan
- gemar makan-makan
- besar kebutuhan akan resonansi orang lain
- tidurnya nyenyak
- bila mengadapi kesukaran membutuhkan orang lain
b. Tipe somatotonis
Sifat-sifat temperament
somatotonis ini ialah:
- sikapnya gagah
- perkasa (energetic)
- kebutuhan bergerak besar
- suka terus terang
- suara lantang
- nampaknya lebih dewasa dari yang sebenarnya
- bila menghadapi kesukaran-kesukaran butuh melakukan gerakan-gerakan
c. Tipe celebrotonis
Sifat-sifat orang yang bertipe
cerebrotonis itu adalah:
- sikapnya kurang gagah, ragu-ragu
- reaksinya cepat
- kurang berani bergaul dengan orang banyak (ada sociopobia)
- kurang berani berbicara di depan orang banyak
- kebiasaan-kebiasaannya tetap, hidup teratur
- suara kurang bebas
- tidur kurang nyenyak (sukar)
- nampaknya lebih muda dari yang sebenarnya
- kalau menghadapi kesukaran butuh mengasingkan diri
Komponen-komponen
psikiatris, yang terdiri atas:
- Affective. Yang bentuknya ekstrim terdapat pada para penderita psikosis jenis manis defresif
- Paranoid. Yaitu banyak angan-angan, fikiran, gambaran-gambaran yang sangat jauh dari kenyataan.
- Heboid. Yaitu bentuk ekstrimnya terdapat pada pra penderita hebehrenia, yaitu suatu bentuk dari pada schzoprenia (a sosial, anti sosial)
Tipologi yang
Berdasarkan Keadaan Kejiwaan Semata-Mata
a. Tipologi Plato
Plato membedakan adanya tiga bagian jiwa, yaitu:
1. fikiran (logos) yang
berkedudukan di kepala
2. kemauan (thumos) yang
berkedudukan di dada
3. hasrat (epithumid)
yang berkedudukan di perut
b. Tipologi Queyrat
Queyrat menyusun tipologi atas dasar dominasi
daya-daya jiwa, daya-daya kognitif, afektif, dan konatif.
1. Salah satu daya yang dominant
a) Tipe mediatif, atau
intelektual, dimana daya kognitif dominan
b) Tipe emosional, di
mana daya efektif dominant
c) Tipe aktif, daya
konatif dominant
2. Dua daya dominant
a) Tipe mediatif
emosional atau daya kognitif atau afektif dominant
b) Tipe aktif emosional
atau garang: daya konatif dan afektif dominant
c) Tipe aktif-mediatif:
daya konatif dan kognitif dominant
3. Ketiga daya itu ada dalam proporsi yang seimbang:
a) Tipe seimbang
b) Tipe amproph
c) Tipe aphatis
4. Ketiga daya itu ada atau berfungsi secara tak
menentu:
a) Tipe tak stabil
b) Tipe tak teguh hati
c) Tipe kontraktroris
5. Ada tiga macam tipe yang tidak sehat, yaitu:
a) Tipe hypochonolis
b) Tipe melancholis
c) Tipe hysteris
c. Tipologi Malapert
1. Tipe intelektual, yang terdiri atas:
a) Golongan analitis
b) Golongan reflektif
2. Tipe afektif, yang terdidi atas:
a) Golongan emosional
b) Golongan bernafsu
3. Tipe voulenter, yang terdiri atas:
a) Golongan tanpa
kemauan
b) Golongan besar
kemauan
4. Tipe aktif, yang terdiri atas:
a) Golongan tak aktif
b) Golongan aktif
d. Tipologi Heymans
- Emosionalitas (emosionaliteit), yaitu mudah tidaknya perasaan orang terpengaruh oleh sesuatu kesan.
- Proses pengiring, yaitu banyak sedikitnya pengaruh kesan-kesan terhadap kesadaran.
- Aktivitas (activiet), yaitu sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaannya dan fikiran-fikirannya dalam tindakan yang spontan.
- Golongan yang aktif, yaitu golongan yang karena alasan yang lemah saja telah berbuat.
- Golongan yang tidak aktif yaitu golongan yang walaupun ada alasan-alasan yang kuat belum juga mau bertindak.
e. Tipologi Spranger
1. Dua macam roh (Geist)
Pertama-tama spranger membedakan adanya dua
macam rokh (Geist), yaitu:
a) Rokh subjektif atau
rokh individual, yaitu rokh yang terdapat pada manusia masing-masing (individu)
b) Rokh objektif atau
rokh supra individual, yaitu rokh seluruh umat manusia, yang dalam
keadaan konkritnya merupakan kebudayaan yang telah terjelma selama
berabad-abad.
2. Hubungan antara rokh subjektif dan rokh
abjektif
Roh subjektif dan
objektif itu berhubungan secara timbal balik. Rokh subjektif atau roh
individual, yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing
individu, dibentuk dan dipupuk dengan rokh objektif, artinya rokh subjektif
tersebut berbentuk dan berkembang dengan memakai rokh objektif sebagai norma.
3. Lapangan-lapangan hidup
Kebudayaan oleh Spranger
dipandang sebagai sistem nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah
kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun menurut sistem atau struktur
tertentu.
a) Lapangan pengetahuan
(ilmu, teori)
b) Lapangan ekonomi
c) Lapangan kesenian
d) Lapangan keagamaan
e) Lapangan
kemasyarakatan
f) Lapangan politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar